Selasa, Oktober 02, 2012

Inner Dan Outer Success

Oleh Eko Jalu Santoso, weblog: www.ekojalusantoso.com

Ketika ditanyakan kepada setiap orang, apa yang menjadi tujuan hidupnya ? Sebagian besar akan menjawab ingin menjadi manusia yang sukses. Karena manusia adalah makhluk pencipta kesuksesan, apa pun paradigma kesuksesan tersebut baginya.

Kita cenderung terobsesi dengan berbagai prestasi tinggi dalam kehidupan duniawi. Perhatikan sejarah kehidupan telah mengukir prestasi tujuh keajaiban dunia, seperti piramida di Mesir, tembok besar di Cina, kompleks Taj Mahal di India, dll. Itu semua adalah monumen simbul hebatnya karya akal pikiran manusia yang selalu terobsesi mencapai prestasi kesuksesan tertinggi.

Demikian juga kisah kesuksesan dalam berbagai petualangan agung, seperti pendaratan Neils Amstrong di bulan, perjalanan mengelilingi dunia oleh Magelhaens atau Columbus, penerbangan pesawat ruang angkasa ke Mars, eksplorasi angkasa luar sampai ke galaksi-galaksi terjauh, semuanya adalah manifestasi dari roh kesuksesan manusia dalam dirinya.

Karya-karya agung di berbagai bidang kehidupan, seperti karya sastra, karya seni lukis dan penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi, semuanya dimotivasi oleh keinginan manusia mencapai tingkat kesuksesan tertinggi.

Pertanyaannya kemudian adalah benarkah kesuksesan dan prestasi seperti ini adalah kesuksesan tertinggi yang sejati ? Bagaimanakah sebenarnya mendefinisikan paradigma makna kesuksesan hidup di tingkatan yang lebih tinggi ? Bagaimana untuk mencapai kesuksesan hidup yang lebih bermakna ?

Saya pribadi belum menemukan makna kesuksesan hidup tertinggi dan masih dalam taraf belajar untuk terus menggali bagaimana sesungguhnya makna kesuksesan hidup dalam tingkatan yang lebih tinggi. Meski demikian, kita dapat mencermati penelitian yang dilakukan oleh Danah Zohar dan Ian Marshal, yang mengatakan, "Bahwa makna yang paling tinggi dan paling bernilai, dimana manusia akan merasa bahagia, justru terletak pada aspek spiritualitasnya".

Demikian juga kita dapat menelaah lebih jauh pandangan pengusaha, pendakwah dan pendiri pondok pesantren Daarut Tauhid, A'a Gymnastiar, yang mengatakan, "orang sukses sejati adalah orang yang terus menerus berusaha membersihkan hatinya, terus meningkatkan kemampuan untuk mempersembahkan pengabdian terbaik dan memiliki keikhlasan dan kemuliaan akhlak." Dengan demikian, orang sukses sejati adalah orang yang mampu mempersembahkan karya terbaik dalam hidupnya untuk kemaslahatan umat. Itulah rahmatan lil 'alamin, rahmat bagi seluruh alam.

Yang perlu dipahami oleh kita semua adalah, bahwa kehidupan manusia merupakan pergulatan antara dua kepentingan utama, yakni kepentingan fisik dan kepentingan spiritual. Manusia sebagai makhluk fisik memiliki kepentingan fisik berupa hal-hal yang kita butuhkan untuk memenuhi kehidupan kita di dunia sekarang ini.

Sedangkan manusia sebagai makhluk spiritual yang abadi memiliki kepentingan spiritual berupa hal-hal yang kita butuhkan untuk memenuhi kehidupan di dunia dan kehidupan selanjutnya di masa mendatang. Dengan demikian kepentingan spiritual merupakan sebuah kebutuhan sekarang dan sekaligus kebutuhan jangka panjang. Kehidupan kita di dunia masih harus dilanjutkan dalam kehidupan di akhirat nanti. Akhir kehidupan kita sesungguhnya adalah pada saat kita dihadapkan pada persidangan Allah SWT di akherat nanti.

Kalau demikian, maka idealnya dalam menjalani kehidupan sebaiknya selalu berprinsip pada keseimbangan antara kepentingan duniawi dan kepentingan ukhrawi. Dalam memandang makna sukses sebaiknya selalu menyelaraskan antara "inner success" dengan "outer success" dalam diri kita.

Artinya bagaimana kita dapat menyelaraskan dan menggunakan segenap potensi kedahsyatan hati, akal pikiran dan kekuatan fisik untuk memenuhi kehidupan dunia dan tidak mengabaikan kepentingan spiritual yang menjadi modal bagi kehidupan akhirat nanti

Dalam memperjuangkan memperjuangkan mendapatkan ilmu pengetahuan yang tinggi, meraih kekayaan materi, mendapatkan kekuasaan dan jabatan, mengejar popularitas pribadi dan semua aksesories duniawi, semata-mata menggunakannya untuk kepentingan kesuksesan hidup selanjutnya. Inilah prinsip "Ihsan" dalam berkarya, berbisnis, bekerja, belajar maupun dalam kehidupan yakni dilandasi hanya untuk kepentingan mengabdikan diri kita kepada Allah Tuhan Yang memiliki Kehidupan

Kalau prinsip seperti ini dapat dipahami dan dijadikan sebagai landasan kehidupannya, maka hatinya akan senantiasai menuju "taqarrub" kepada sifat-sifat mulia Allah yang sudah "built in" dalam dirinya. Hati nuraninya akan dapat menjadi pembimbing dalam setiap langkah kehidupannya.

Pertanyaannya adalah, Bagaimana kita dapat menyelaraskan antara "inner success" dengan "outer success" sehingga dapat saling bersinergi memberikan keberhasilan dalam hidup kita ? Bagaimana kita dapat menyeimbangkan antara kecerdasan otak, kecerdasan emosi dan mempertahankan integritas hati nurani dalam kehidupan modern yang penuh dengan tantangan ini ?

Lebih lengkapnya silahkan membaca dalam buku "The Art of Life Revolution" oleh Eko Jalu Santoso yang diterbitkan Elex Media Komputindo.

***Eko Jalu Santoso adalah Founder Motivasi Indonesia dan Penulis Buku Laris "The Art of Life Revolution" dan buku " Heart Revolution: Revolusi Hati Nurani", Keduanya diterbitkan Elex Media Komputindo.

=======

0 komentar:

Posting Komentar